Tepat sebelum pertandingan besar, seorang atlet football berkata, "aku permisi teman- teman, hendak berdoa sebentar." Dan di ruang yang sunyi itu, sang atlet memanjatkan doa, "Oh Tuhan, bila Kau tak menjawab, ku tahu takdir telah dibuat.... Tolong kami Tuhan, untuk memenangkan pertandingan. Pertandingan ini Tuhan, pertandingan besar, jika kami kalah, habislah kami. Karena itu Tuhan, kabulkanlah..."
Dan sembari berlutut, ia menatap ke langit, "Selagi aku disini dan berkesempatan, bisakah Kau katakan mengapa? Orang- orang bilang, Kau tak pernah membantu tim menang, tapi sekali ini saja Tuhan, doaku, dan kami akan membalas dengan perbuatan baik apa saja, atau cara lain. "
"Alasan mengapa Aku tak membantu," baru saja Tuhan menjawab. "Karena selain kau yg meminta, tim lawanmu pun demikian. Aku Bapa semua orang dan Aku tak mungkin berpihak, karena itu Kubiarkan kalian bermain sendiri. Jika tidak, semua akan berakhir seri... Tapi bukan berarti kau tidak perlu berdoa," jawabNya lembut. "kau bisa mendoakan agar tidak ada pemain yang terluka dan semua putusan wasit adil.
Maka bukan saja Aku akan menyaksikan pertandingan, Aku juga akan memberkatinya. Karena anakKu ketahuilah, hidup tidak selalu adil." Maka selagi sang atlet mendengar suara ini, Ia tunduk dalam doa, "aku mendoakan kejujuran," ujarnya "dan perlindunganMu" "Terimalah berkatKu," jawab Tuhan "dirimu dan timmu juga. dan sekarang permisi nak, Aku hendak menonton pertandingan ini.."